Hai, Kembali lagi di blog Avuan. Kali ini di segmen cerita kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya saat menjadi pembicara pertama kali. Kisah ini terjadi dulu pada tahun 2017. Suatu hari saya mendapatkan kabar di grup line organisasi penalaran bahwa organisasi penalaran kami diundang untuk mengisi materi Focus group discussion (FGD) tujuanya untuk mendidik para mahasiswa baru nanti belajar untuk berani bicara melalui metode diskusi khusus. Saat itu belum ada yang menerima undangan itu, awalnya saya ragu untuk mengambil tawaran itu. Ada beberapa faktor yang pertama saya bukan siapa siapa. Di Organisasi saat itu saya hanyalah staff bendahara 2. Pasti ada senior yang lebih berpengalaman dan mampu menerima tawaran itu. Faktor Kedua saya juga tidak punya pengalaman apa apa sebagai pembicara saat itu. CV (Curriculum Vitae) saya masih sangat biasa sekali hanya mengandalkan modal pengalaman lomba debat dan beberapa lomba public speaking. Tentu pikir saya itu belum tentu relevan.

Hari demi hari berlalu, belum ada yang berani mengambil tawaran itu di grup. Hingga timbul dalam benak saya untuk berani mengambil resiko. Ini sama seperti dulu saya SMP menjadi ketua OSIS, semua itu diawali oleh keberanian saya mengambil resiko mendaftarkan diri sebagai OSIS padahal saat itu saya tidak punya pengalaman apa apa dan tidak punya basis pendukung sama sekali di sekolah baru tapi saya terpilih pada Akhirnya. Pada saya sudah ingin kabur skip pidato kampanye ketua osis saat itu. Kedua saat ingin masuk SMA saya memberanikan diri masuk melalui jalur prestasi hingga Akhirnya saya diterima. Setelah menimbang pengalaman lama saya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menerima tawaran itu sebagai perwakilan organisasi. Dengan hati yang gugup, saya berusaha Menyusun Power point yang mana belum pernah ada gambaran sama sekali bahkan dari senior tidak diberi contoh materi presentasi. Saya harus Menyusun sendiri materinya mau dibawah seperti apa berdasarkan TOR (Term of Refence) dari panitia.

Tiba harinya saya harus tampil. Dengan Langkah kaki yang penuh getaran dan detak jantung yang bergema kencang. Saya menuju fakultas ilmu komputer. Menekan tombol lift lantai 9 (kalau tidak salah) sebagai lokasi tempat saya mengisi acara. Di lantai 9 saya melihat banyak penonton dan panitia yang sudah bersiaga menambah rasa gugup saya. Dengan tarikan nafas yang berat. Saya coba beranikan diri dan mengisi absen panitia. Setelah MC (Master of Ceremony) mempersilahkan saya maju saya tampilkan PPT saya. Baru saja awal bicara soal CV (Curriculum vitae) saya sudah di stop panitia. Mereka bilang ini bukan debat arah FGDnya lalu saya jawab dengan “siap tenang saja sudah saya siapkan materinya dan arahnya bukan debat kok” dengan intonasi tenang. Singkat cerita saya tampil cukup baik dan memenuhi ekspektasi para panitia, peserta dan bahkan para senior panitia inti PK2 Filkom 2017. Meskipun saya tidak tampil atas nama pribadi saat itu karena saya diundang karena faktor organisasi. Saya tetap bangga karena saya berani melawan rasa insecure dan menerobos zona nyaman. Kelak di kemudian hari, penampilan pertama ini yang melambungkan nama saya di Filkom UB khususnya untuk mengisi acara di acara selanjutnya.