Opini Avuan: Pilpres 2024
Hai, selamat datang di blog avuan di segmen Opini. Pada segmen ini mewakili pemikiran dan opini pribadi saya. langsung saja jika anda tertarik dengan opini saya silahkan dibaca lebih lanjut tentang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024. Pertama saya ingin komentar terkait timeline atau kepastian waktu dari Pemilu (Pemilihan Umum) 2024. Agenda pesta demokrasi 5 tahun sekali ini hampir batal terselenggara bilamana narasi penundaan pemilu benar-benar terwujud. Spekulasi politik ini muncul dari sumber yang terpercaya. Anda bisa melihat tayangan tentang penundaan pemilu. Disitu narasumber yang dihadirkan para pengamat politik ikut memvalidasi bahwa adanya usaha elit politik tertentu yang ingin melakukan penundaan pemilu dengan dalih pandemi. Bila kita analisis lebih dalam mungkin alasan oknum elit politik itu karena merasa belum siap bertarung di pemilu 2024 terutama pilpres. Entah karena calon yang ingin dimajukan elektabilitasnya masih rendah atau ingin mencoba mengulur waktu agar bisa menambah elektabilitas parpol tertentu agar bisa meraih threshold. Terlepas dari itu mari kita terus kawal dan pastikan jika Pemilu dan pilpres 2024 benar-benar terjadi tahun 2024 tidak ada manuver atau intrik politik di last minute. Opini saya sih berkata tidak akan tertunda sebab para elit politik baik petahana maupun oposisi sudah membentuk kubu dan memiliki calon presidenya masing-masing. Selain itu banyak penolakan penundaan pemilu baik dari akademisi maupun beberapa elit politik bahkan di kalangan Menteri Jokowi sendiri seperti Pak Mahfud MD. Tapi tidak ada yang pasti dalam politik semua bergantung dinamika kepentingan para aktor yang terlibat.
Bicara soal pilpres rasanya tidak lengkap tanpa membicarakan calonya. Spekulasi terkini ada 3 Calon terkuat yang menjadi Capres (Calon Presiden). Pertama Anies Baswedan, Kedua Ganjar Pranowo dan Ketiga Prabowo Subianto. Anies Baswedan dari kalangan independent namun diusung oleh partai Nasdem, PKS dan Demokrat. Ganjar Pranowo diusung oleh PDIP dan beberapa partai kecil seperti PSI dan perindo. Prabowo tentu diusung oleh partai Gerindra dan PKB. Ada koalisi partai yang belum menentukan sikap final yaitu Golkar, PAN dan PPP. Sebelumnya mereka kompak membangun koalisi bersama KIB (Koalisi Indonesia Bersatu). Hanya saja nihil calon presiden menjadi kendala utama mereka. Sehingga hingga tulisan ini dibuat masih banyak spekulasi berita terkait kepindahan dan manuver parpol seperti Demokrat mendekat ke PDIP, PPP dan PAN ke ganjar dan Golkar ke Prabowo. Secara umum saya berharap pilpres ini bisa diisi oleh 3 kubu minimal agar bisa lebih ramai dan mengurangi efek polarisasi yang keras. Kita pernah melihat ini di Pilpres 2009 dan 2004 calonya banyak sehingga masyarakat cenderung lebih terbagi dari pada hanya 2 kubu. Selain itu bagi saya ini tanda kalau demokrasi kita menjadi lebih sehat dari sudut pandang tolak ukur partisipasi. Terakhir pilpres kali ini juga menjadi pilpresnya cawapres karena elektabilitas cawapres sangat menentukan peta koalisi dan dukungan para pemilih rasional. Salah gandeng cawapres kalah bayaranya. Sebab elektabilitas para capres tidak jauh dan kadang silih berganti soal peringkat. Jadi timses harus benar-benar jeli dalam memilih cawapres dan strategi kampanye yang efektif di 2024. Opini saya Media sosial akan memainkan peran besar di pemilu kali ini terutama Tiktok, Instagram dan Twitter. Pemilih muda dan milenial juga menjadi segmentasi yang diperebutkan oleh para capres karena jumlahnya yang meningkat dan jangka Panjang. Sebagai contoh jika si A terikat hatinya untuk memilih Partai A dan Calon A dari partai A, ada kecenderungan akan tetap setia di pilpres selanjutnya menjadi pemilih calon A partai A. Jadi ibarat Produk dan jasa sebuah perusahaan, mereka tentu ingin meraih keuntungan jangka panjang.
Sejujurnya saya belum menentukan pilihan sejujurnya baik pilpres maupun pileg (Pemilihan Legislatif) di pemilu 2024 nanti. Besar harapan saya kualitas pilpres kita meningkat terutama dari segi konten atau substansi. Jujur dari segi perdebatan para calon presiden dan wakilnya sudah ada peningkatan dari tahun 2004, 2009, 2014 dan 2019 grafiknya menurut saya naik. Dari segi keamanan dan logistik debateable yah. Ada yang bilang pilpres tahun tertentu penuh kekurangan dan ada yang tidak. Isu Kesehatan panitia juga menjadi perhatian jangan sampai tahun 2024 berjatuhan lagi korban karena pengelolaan tupoksi dan timeline yang buruk. Dari segi substansi yang saya harapkan meningkat agar Indonesia mengalami kemajuan berdemokrasi yaitu Politik Gagasan. Saya ingin tiap Capres dan cawapres setidaknya menawarkan gagasan besar yang mereka bawa mewakili visi misi mereka. Bisa dikemas dalam bentuk grand design atau tema besar. Kemudian diturunkan kedalam bentuk program kerja di tiap kementrian. Jadi orang memilih presiden dan wakilnya jelas karena merasa satu gagasan atau program. Bukan sekedar karena hasutan timses apalagi bayaran uang “serangan fajar”. Misal dalam isu pertanian akan ada program A untuk memberantas masalah A. Jika anda tidak asing dengan pemilihan presiden BEM anda tentu tahu standard nya seperti apa. Saya ingin dengan sudah mulai banyak rakyat Indonesia yang mengenyam Pendidikan S1 sederajat standard politik electoral kita bisa meningkat.
Untuk Pileg saya berharap tiap partai bisa memberikan tawaran kebijkan minimal berupa RUU atau isu apa saja yang akan mereka angkat menjadi Prolegnas. Jadi pemilih dapat dengan jelas mengetahui Jika saya memilih partai A maka saya akan dapat apa dan pengaruhnya ke perundang-undangan Indonesia apa. Jika kita masih bermain politik “Kita” alias yang satu pilihan teman yang beda lawan Indonesia akan rawan dipecah belah dan tentu tidak sehat untuk demokrasi kedepanya. Saya berharap kedewasaan para elit politik untuk tidak teralu pragmatis dalam mencari kemenangan. Cobalah diseimbangkan antara kepentingan meraih kemenangan dan efek jangka Panjang untuk kondisi demokrasi Indonesia. Mungkin tulisan ini tidak akan berdampak banyak karena saya bukan siapa-siapa. Namun saya percaya kalau tulisan ini dibagikan atau minimal berdampak terhadap preferensi cara kalian memilih calon presiden dan calon legislatif saya anggap tulisan ini sudah cukup berhasil untuk orang selevel saya yang hanya rakyat biasa. Mungkin juga anda adalah kader partai tulen yang sudah turun temurun, mungkin anda bisa beri masukan untuk timses agar kampanye di 2024 lebih sehat dan turut meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia tercinta ini. Mari kita kawal terus dan ikuti perkembangan Pemilu 2024.